Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa serangan balasan Hamas terhadap Israel bisa menjadi momentum bangsa Palestina memperkuat heroisme untuk membebaskan rakyat dan bangsa Palestina yang dijajah dalam kurun waktu yang panjang.
“Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan,” menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu.
Sebenarnya banyak warga “sipil” israel bukan benar-benar warga sipil, diantara mereka bagian dari reservis militer dan juga bersenjata. apalagi diperumit dengan adanya wajib milter untuk warga israel, dan warga “sipil” atau settlers/pemukim juga ikut aktif dalam penindasan warga Palestina.
Tanggapan pejabat Hamas :
https://www.presstv.ir/Detail/2023/10/08/712313/Palestinian-resistance-movement-Hamas-targeting-civilians-Israeli-regime-escalation-
@alien@lemmy.my.id Kalau menurut saya sendiri, sebenarnya bagaimanapun setiap konflik atau perang pasti resikonya dan yang menjadi korban adalah warga sipil yang tidak berdosa dan tidak ikut-ikutan. Sudah banyak yang mencoba agar sipil dilindungi, namun tetap saja baik militer dan militan tetap menyasar warga sipil untuk masing-masing memberikan pressure agar konflik makin besar.
Memang awalnya Hamas duluan yang mulai, tapi pada akhirnya ini fair alias sama-sama kotor ketika pada akhirnya Hamas menawan, menculik, membunuh beberapa warga sipil dan turis Israel dan juga Israel memutuskan untuk menghentikan semua pasokan kebutuhan dasar ke Gaza termasuk listrik, makanan, air, dan gas.
@Sauvandu59@lemmy.my.id
Yes, warga sipil Israel memang sudah wajib militer, jadi jika negara membutuhkan mereka sudah siap perang.
Setuju om, perang itu sebenarnya selalu kotor, sangat jarang yang benar benar jalan dengan aturan yang ada, walaupun ada aturan yang sangat mengikat, dan ini membuat semua negara bisa mengutuk hal ini. Umumnya adalah aturan perang Geneva.
Geneva Convention Relative to the Protection of Civilian Persons In Time of War of 12 August 1949
https://www.un.org/en/genocideprevention/documents/atrocity-crimes/Doc.33_GC-IV-EN.pdf
Lihat halaman 169 article 3
Nah kalau ini saja tidak di hormati dan di sebar, hasilnya apa, kasihan kan apa yang sudah di lakukan oleh Palestina selama ini bisa begitu saja hilang. Karena seperti saya bilang, perang itu kotor, dan apa saja bisa digunakan untuk menang perang termasuk cara diplomasi.
Tidak hanya main di perang fisik, tapi diplomasi harus juga jalan, karena waktu Indonesia merdeka dulu juga begitu.
Maaf baru bisa balas
Nah saya tidak mempermasalahkan itu, yang saya mempermasalahkan sipil, dalam artian, terserah dia pernah wajib meliter atau tidak, selama dia bukan reservis militer tidak dalam posisi aktif ya dia terhitung sipil. Bisa banyak argumen, tapi salah satunya contoh negara yang tidak banyak penduduknya seperti singapore dan korea selatan, disana mereka ada wajib meliter, dan ketika mereka selesai wajib meliter, umumnya mereka adalah pasukan cadangan, namun tidak aktif.
Apabila semua yang pernah wajib meliter dan berstatus pasukan cadangan tidak aktif adalah combatan, artinya kalau mau bersih bersih, itu jadi genocide donk, jadi rute untuk seperti ini akan sangat sulit di terima, dengan alasan … ah mereka adalah pasukan cadangan atau apa saja, tapi harus di lihat aktif atau tidak, combatan atau tidak?
Namun saya setuju, kebanyakan settler itu adalah combatan, diluar orang tua dan anak anak, karena settler kan juga bawa anak atau orang tuanya tinggal di tempat tersebut.
Mungkin salah intruksi atau apa, tapi seperti saya bilang, apa yang di tebar di mana mana itu, malahan memberikan kesan, Palestina itu barbar tidak perduli mau siapa semua di hantem, saya atau kita tidak bisa salahkan, dalam heat of the momment itu bisa terjadi. Tapi kalau ini di perintahkan ini beda cerita dan ini membuat Hamas (baca saya tidak sebut Palestina) sama buruknya dengan pemerintah Israel.
Mudah mudahan pernyataan itu benar bukan merupakan hanya damage control semata.
Dan mudah mudahan juga, apa yang selama ini sudah di perjuangkan oleh Palestina tidak hilang begitu saja, atau itu menyebabkan hilangnya dosa pemerintah Israel dalam menyerang rakyat sipil.