Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa serangan balasan Hamas terhadap Israel bisa menjadi momentum bangsa Palestina memperkuat heroisme untuk membebaskan rakyat dan bangsa Palestina yang dijajah dalam kurun waktu yang panjang.
“Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan,” menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu.
@alien@lemmy.my.id Kalau menurut saya sendiri, sebenarnya bagaimanapun setiap konflik atau perang pasti resikonya dan yang menjadi korban adalah warga sipil yang tidak berdosa dan tidak ikut-ikutan. Sudah banyak yang mencoba agar sipil dilindungi, namun tetap saja baik militer dan militan tetap menyasar warga sipil untuk masing-masing memberikan pressure agar konflik makin besar.
Memang awalnya Hamas duluan yang mulai, tapi pada akhirnya ini fair alias sama-sama kotor ketika pada akhirnya Hamas menawan, menculik, membunuh beberapa warga sipil dan turis Israel dan juga Israel memutuskan untuk menghentikan semua pasokan kebutuhan dasar ke Gaza termasuk listrik, makanan, air, dan gas.
@Sauvandu59@lemmy.my.id
Yes, warga sipil Israel memang sudah wajib militer, jadi jika negara membutuhkan mereka sudah siap perang.
Setuju om, perang itu sebenarnya selalu kotor, sangat jarang yang benar benar jalan dengan aturan yang ada, walaupun ada aturan yang sangat mengikat, dan ini membuat semua negara bisa mengutuk hal ini. Umumnya adalah aturan perang Geneva.
Geneva Convention Relative to the Protection of Civilian Persons In Time of War of 12 August 1949
https://www.un.org/en/genocideprevention/documents/atrocity-crimes/Doc.33_GC-IV-EN.pdf
Lihat halaman 169 article 3
Nah kalau ini saja tidak di hormati dan di sebar, hasilnya apa, kasihan kan apa yang sudah di lakukan oleh Palestina selama ini bisa begitu saja hilang. Karena seperti saya bilang, perang itu kotor, dan apa saja bisa digunakan untuk menang perang termasuk cara diplomasi.
Tidak hanya main di perang fisik, tapi diplomasi harus juga jalan, karena waktu Indonesia merdeka dulu juga begitu.